Encoder KYRION CM5000e didasarkan pada mesin kompresi ATEME generasi keenam, yang memberikan kualitas video tertinggi pada bitrate minimum dengan latensi sangat rendah. KYRION CM5000e didesain ramping minimalis untuk berkontribusi melalui jaringan satelit, IP, dan ASI. Selain memastikan booting ultra cepat, encoder ini juga memungkinkan pengiriman OTT berkualitas tinggi, dengan output ABR dan Automatic Repeat reQuest (ARQ) terintegrasi. KYRION CM5000e memenuhi kebutuhan encoder satu kanal maupun dua kanal yang memudahkan pengguna memulai dari yang kecil dan menambahkan fitur tambahan seiring bertambahnya kebutuhan dari SD ke HD ke UHD hingga MPEG-2 ke H.264 ke HEVC. Pengguna juga dapat menambahkan ekstensi seperti modulator DVB-S/S2x atau antarmuka SFP untuk SDI over IP dengan dukungan 2110 serta papan audio input analog dan digital yang dipasang pada dua slot ekstensi.
Fitur Utama
SD/HD/UHD HEVC, H.264, MPEG-2 hingga 2160p60, 12-bit 4:2:2
Mode latensi ultra-rendah
Pemantauan masukan audio/video yang meyakinkan
Layanan daisy-chain re-multiplexing
Kontribusi melalui streaming internet
FEC Pro MPEG dan BISS — 0/1/E (dengan EBU-R139)
Dukungan sistem enkripsi BISS-CA
Fungsi Utama
Kompresi Video Tingkat Lanjut: Mengubah sinyal video dan audio mentah (seperti dari SDI) menjadi format terkompresi menggunakan standar seperti MPEG-2, H.264 (MPEG-4 AVC), dan HEVC (H.265), mendukung resolusi dari SD hingga HD dan bahkan UHD (4K).
Latensi Ultra-Rendah: Memungkinkan transmisi siaran langsung dengan penundaan minimal, penting untuk produksi jarak jauh dan komunikasi real-time.
Kontribusi yang Andal: Dirancang untuk keandalan tinggi dalam pengiriman konten melalui berbagai jaringan, termasuk satelit (opsi modulator DVB-S/S2/S2x terintegrasi), IP, dan ASI.
Kualitas Video Terbaik di Kelasnya: Menggunakan mesin kompresi STREAM generasi terbaru dari ATEME untuk menghasilkan kualitas gambar terbaik pada bitrate minimum.
Fleksibilitas Modular: Platform modular yang dapat dikonfigurasi sebagai single atau dual channel encoder, dengan slot ekspansi untuk menambahkan audio board (analog atau digital) atau interface lainnya sesuai kebutuhan.
Support Fitur Tambahan: Mendukung fitur Adaptive Bitrate (ABR) output untuk pengiriman OTT (Over-The-Top), Automatic Repeat reQuest (ARQ) untuk transmisi IP andal, dan enkripsi BISS-CA.
Identifikasi Panel Depan Encoder
[FP1] - Tombol Power ON
Menghidupkan perangkat encoder
[FP2] - Tombol Power OFF
Mematikan perangkat encoder
[FP3] - ALARM
Nyala hijau : deteksi perangkat encoder OK
Nyala orange : detektsi peringatan pada perangkat encoder
Nyala merah : deteksi kesalahan atau malfungsi pada perangkat encoder
[FP4] - Liquid Crystal Display (LCD)
Layar yang berfungsi menampilkan segala informasi status dan menu konfigurasi dalam perangkat encoder
[FP5] - Temporal Fusion Transformer (TFT)
Menampilkan sinyal input video dan formatnya
[FP6] - Tombol OK
Untuk menyetujui tindakan apapun
[FP7] - Tombol CANCEL
Untuk membatalkan tindakan apapun
[FP8] - Tombol ◀️
Untuk konfigurasi menu pengaturan lokal dan menavigasinya ke arah kiri
[FP9] Tombol 🔼
Untuk konfigurasi menu pengaturan lokal dan menavigasinya ke arah atas
[FP10] Tombol 🔽
Untuk konfigurasi menu pengaturan lokal dan menavigasinya ke arah bawah
[FP11] Tombol ▶️
Untuk konfigurasi menu pengaturan lokal dan menavigasinya ke arah kanan
[FP12] Tombol-Tombol Tambahan
Untuk memasukkan karakter, angka, atau sebagai pintasan ke beberapa menu
Ventilasi Udara
Berfungsi mencegah kenaikan suhu abnormal di dalam unit
Saluran masuk udara dingin di panel depan
Saluran keluar udara hangat di panel belakang
Identifikasi Bagian Belakang Encoder
[B] - I/O Based Interfaces
Komponen penghubung antara CPU / sistem kontrol dengan perangkat encoder. Komponen - komponen ini terdiri atas :
[B1] - AC Inlet (~AC): Hubungkan kabel yang disediakan ke inlet ini, unit otomatis mendeteksi tegangan AC.
[B2] - Konektor Ethernet MGT: Konektor Ethernet khusus ini memungkinkan administrasi unit melalui GUI web atau SNMP. Antarmuka ini adalah port Ethernet 1000Base-T (1Gbps).
[B3] - Konektor Ethernet STREAM 1: Konektor Ethernet ini khusus untuk streaming video yang dikodekan melalui IP. Interface ini adalah port Gigabit Ethernet (1Gbps).
[B4] - Konektor Ethernet STREAM 2: Fungsinya sama seperti [B3].
[B5] - Konektor SYNC in: Konektor BNC ini khusus untuk menyinkronkan unit dengan sinyal referensi eksternal. Standar sinyal yang didukung adalah black burst dan tri-level. Konektor ini juga dapat digunakan untuk memasukkan aliran ASI.
[B6] - Konektor ASI in: Konektor BNC ini khusus untuk memasukkan aliran ASI.
[B7] - Konektor ALARM: Konektor DB9 ini ditujukan untuk sinyal diskrit input dan output, dengan susunan sebagai berikut:
[X] - I/O Extended X Interfaces, [VA] - I/O Extended A Interfaces, & [VB] - I/O Extended B Interfaces
Fungsi ketiga extended Interfaces ini ([X], [VA], [VB]) tergantung pada opsi perangkat encoder yang dibeli, yang dapat diakses pada encoder jenis ini yaitu :
a. Extended L-Band Modulator Interfaces
Konektor - konektor yang memungkinkan sinyal baseband yang telah di-encode untuk dimodulasi dan diubah menjadi frekuensi radio (RF) dalam rentang frekuensi L-band yang diperluas untuk transmisi satelit.
[XLB1] - Encoder SDI IN: Untuk memasukkan sinyal video SDI dalam Encoder.
[ALB1] - Encoder ASI OUT: Untuk mengeluarkan bitstream yang telah dikodekan. Namun harus dihubungkan ke input ASI Modulator [LB3].
[LB1] - Modulator REF IN: Untuk memasukkan frekuensi referensi eksternal 10MHz ke Modulator.
[LB2] - Modulator REF OUT: Untuk mengeluarkan frekuensi referensi 10MHz dari Modulator.
[LB3] - Modulator ASI IN: Untuk memasukkan aliran ASI yang akan dimodulasi.
[LB4] - Modulator ASI MON: Untuk mengeluarkan salinan pemantauan aliran ASI yang akan dimodulasi.
[LB5] - Modulator L-Band MAIN: Untuk mengeluarkan sinyal termodulasi ke sistem pemancar (0 dBm).
[LB6] - Modulator L-Band MON: Untuk mengeluarkan sinyal termodulasi ke sistem pemancar (-20 dBm).
b. Extended IF Modulator Interfaces
Konektor-konektor dalam encoder sebagai penyedia output sinyal Intermediate Frequency (IF) yang diperluas atau lebih fleksibel.
[XIF1] - Encoder SDI IN: Untuk memasukkan sinyal video SDI ke dalam Encoder
[AIF1] - Encoder ASI OUT: Untuk mengeluarkan bitstream yang telah dikodekan. Namun harus dihubungkan ke input ASI Modulator [IF3]
[IF1] - Modulator REF IN: Untuk memasukkan frekuensi referensi eksternal 10MHz ke Modulator
[IF2] - Modulator REF OUT: Untuk mengeluarkan frekuensi referensi 10MHz dari Modulator
[IF3] - Modulator ASI IN: Untuk memasukkan aliran ASI yang akan dimodulasi
[IF4] - Modulator ASI MON: Untuk mengeluarkan salinan pemantauan aliran ASI yang akan dimodulasi
[IF5] - Modulator IF MAIN: Untuk mengeluarkan sinyal termodulasi ke sistem pemancar (0 dBm)
[IF6] - Modulator IF MON: Untuk mengeluarkan sinyal termodulasi ke sistem pemancar (-20 dBm)
c. Extended ASI/SDI Interfaces
Fitur atau modul tambahan yang menyediakan opsi konektivitas input dan output yang lebih luas menggunakan standar Asynchronous Serial Interface (ASI) dan Serial Digital Interface (SDI).
[AS1] - Input SDI Kanal 1: Untuk memasukkan sinyal video SDI Kanal 1 ke Encoder
[AS2] - Output SDI Kanal 1: Untuk mengeluarkan salinan pemantauan dari input SDI kanal 1
[AS3] - Input SDI Kanal 2: Untuk memasukkan sinyal video SDI Kanal 2 ke Encoder
[AS4] - Output SDI Kanal 2: Untuk mengeluarkan salinan pemantauan dari input SDI Kanal 2
[AS5] & [AS6] - Output ASI Kanal 1: Untuk mengeluarkan bitstream terkode kanal 1
[AS7] & [AS8] - Output ASI Kanal 2: Untuk mengeluarkan bitstream terkode kanal 2
d. Extended AES Audio Interfaces
Modul atau fitur tambahan yang standar profesional untuk transmisi sinyal audio digital berkualitas tinggi.
e. Extended Analog Audio Interfaces
Fitur atau modul tambahan yang menyediakan beberapa input dan output audio analog ekstra ke perangkat encoder utama.
[SN] - Serial Number & Kode Produksi
Serial number (nomor seri) merupakan nomer unik di setiap unit encoder individual berfungsi untuk pelacakan garansi dan riwayat servis. Sedangkan kode produksi (production code / date code / batch number) merupakan kode yang memberikan informasi tentang kapan, di mana, dan dalam batch produksi mana encoder tersebut dibuat.
